
Sudah jatuh, tertimpa tangga pula, seperti itulah yang terjadi pada Irfan Bachdim, setelah tercoret dari Timnas Indonesia dan U-23, pemain berdarah Belanda-Indonesia ini harus mendapat sanksi berupa skorsing selama tiga bulan.
Keputusan tersebut diambil oleh Komdis PSSI setelah Irfan terbukti mangkir dari latihan Timnas U-23 yang diproyeksikan tampil di SEA Games 2011.
"Kami jatuhkan sanksi selama tiga bulan tak boleh aktif dalam persepakbolaan nasional, baik sebagai pemain Timnas maupun sebagai pemain klub," ujar Wakil Ketua Komdis, Catur Agus Saptono.
"Ini merupakan hasil keputusan bersama setelah digelarnya sidang yang diikuti oleh tujuh anggota Komdis PSSI."
Dikatakannya, setelah mempertimbangkan berbagai alasan yang dikemukakan pemain berdarah Belanda itu maka Komdis tak dapat menerimanya dan Irfan dianggap telah melanggar Pasal 78 peraturan disiplin.
"Komite Disiplin telah melihat, memperhatikan seluruh fakta yang ada, termasuk yang disodorkan oleh Irfan Bachdim," jelas Catur.
Mengenai sanksi yang dijatuhkan, menurut Catur, skorsing selama tiga bulan itu sudah merupakan sanksi yang paling ringan. Sebab, dalam pasal 78 disebutkan sanksi minimal adalah skorsing selama 6 (enam) bulan.
"Tetapi kami dalam menjatuhkan sanksi ini disertai dengan pertimbangan Junto (jo) pasal 33 ayat 3 tentang pengurangan hukuman, bahwa hukuman hanya bisa dikurangi tidak lebih dari separuhnya. Jadi, hukuman ini sudah yang paling ringan," tegas Catur.
"Hukuman ini juga dimaksudkan sebagai pembinaan menciptakan efek jera, bahwa ketika seorang pemain dipanggil ke Timnas maka ia harus benar-benar total memenuhi pemanggilan."
Catur juga menambahkan bahwa Irfan dapat melakukan hak banding dengan masa pengajuan selama 14 hari setelah keputusan Komdis.
"Kami sudah menyampaikan langsung kepada Irfan Bachdim mengenai sanksi ini. Jadi tidak ada alasan kalau yang bersangkutan mengaku baru mengetahui sanksi dari pemberitaan media massa," pungkas Catur.
Keputusan tersebut diambil oleh Komdis PSSI setelah Irfan terbukti mangkir dari latihan Timnas U-23 yang diproyeksikan tampil di SEA Games 2011.
"Kami jatuhkan sanksi selama tiga bulan tak boleh aktif dalam persepakbolaan nasional, baik sebagai pemain Timnas maupun sebagai pemain klub," ujar Wakil Ketua Komdis, Catur Agus Saptono.
"Ini merupakan hasil keputusan bersama setelah digelarnya sidang yang diikuti oleh tujuh anggota Komdis PSSI."
Dikatakannya, setelah mempertimbangkan berbagai alasan yang dikemukakan pemain berdarah Belanda itu maka Komdis tak dapat menerimanya dan Irfan dianggap telah melanggar Pasal 78 peraturan disiplin.
"Komite Disiplin telah melihat, memperhatikan seluruh fakta yang ada, termasuk yang disodorkan oleh Irfan Bachdim," jelas Catur.
Mengenai sanksi yang dijatuhkan, menurut Catur, skorsing selama tiga bulan itu sudah merupakan sanksi yang paling ringan. Sebab, dalam pasal 78 disebutkan sanksi minimal adalah skorsing selama 6 (enam) bulan.
"Tetapi kami dalam menjatuhkan sanksi ini disertai dengan pertimbangan Junto (jo) pasal 33 ayat 3 tentang pengurangan hukuman, bahwa hukuman hanya bisa dikurangi tidak lebih dari separuhnya. Jadi, hukuman ini sudah yang paling ringan," tegas Catur.
"Hukuman ini juga dimaksudkan sebagai pembinaan menciptakan efek jera, bahwa ketika seorang pemain dipanggil ke Timnas maka ia harus benar-benar total memenuhi pemanggilan."
Catur juga menambahkan bahwa Irfan dapat melakukan hak banding dengan masa pengajuan selama 14 hari setelah keputusan Komdis.
"Kami sudah menyampaikan langsung kepada Irfan Bachdim mengenai sanksi ini. Jadi tidak ada alasan kalau yang bersangkutan mengaku baru mengetahui sanksi dari pemberitaan media massa," pungkas Catur.